PENGERTIAN EROSI
Erosi
adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep
pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk
hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi
tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses
penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
Erosi
sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan
tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan
yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan
perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik
dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman
pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan
vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan
erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan
dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik
tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal
terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Macam – macam erosi
Berdasarkan
penyebabnya, terdapat empat macam erosi, yaitu sebagai berikut :
Ø
Ablasi
(Erosi Air Sungai)
Air
yang mengalir menimbulkan gesekan pada terhadap tanah yang dilaluinya. Gesekan
tersebut akan besar apabila debit dan volume airnya besar. Gesekan tersebut
akan menimbulkan gesekan dan pengikisan, karena air sudah banyak mengangkut
benda – benda padat. Syarat dari pengikisan air adalah air mengangkut benda –
benda padat serta volum dan debit air besar (harus mengalir). Akibat dari
pengkisan oleh air sungai ini, terbentuklah lembah – lembah, ngarai, dan jurang
yang dalam (bagian dalamnya berbentuk V). sebagai contoh, lembah Anai, ngarai
Sianok, dan Grand Canyon di Amerika Serikat.
Lalu
bagaimana proses terbentuknya lembah, ngarai, dan jurang tersebut? Aliran air
sungai yang deras pada bagian dasarnya akan menyebabkan sungai mengalami
pengikisan pada bagian dasarnya. Erosi ini dikenal juga dengan erosi vertikal.
Sementara aliran air sungai yang cepat pada bagian atasnya akan menyebabkan
sungai mengalami pelebaran sebagai akibat dari pengikisan tepi sungai, erosi
ini dikenal dengan erosi samping. Jika terdapat batuan yang resisten pada tepi
sungai, maka tidak akan terjadi pengikisan. Akibat dari erosi vertikal dan
erosi samping ini, terbentuklah sungai yang bagian dalamnya berbentuk V,
seperti lembah dan jurang.
Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir
dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan tingkatan kerusakannya, yang
sebagai berikut ini :
a.
Erosi
percik (splash erosion) yaitu pengikisan yang terjadi oelh percikan air.
Percikan tesebut berupa partikel tanah yang kecil dan diendapkan disuatu
tempat.
b.
Erosi
lembar (sheet erosion) yaitu proses pengikisan tanah yang tebalnya sama atau
metara dengan suatu permukaan tanah lainnya.
c.
Erosi
alur (rill erosion) yaitu erosi yang terjadi karena air yang mengalir berkumpul
pada suatu cekungan, akibtanya pada cekungan tersebut terjadi erosi yang lebih
besar.
d.
Erosi
parit (gully erosion) yaitu kelanjutan dari erosi alur.
Ø
Abrasi
(Erosi Air Laut)
Abrasi
atau erosi air laut adalah perusakan atau pengikisan pantai akibat terpaan
gelombang laut yang terjadi terus menerus terhadap dinding pantai. Tinggi
rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar kecilnya gelombang laut
yang menerpa dinding pantai. Bentang alam yang dihasilkan dari erosi air laut
antara lain, cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, dan wave cut
platform (pegunungan yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk.
Pada
awalnya gelombang yang menerpa batuan di pantai membuat batuan tersebut retak.
Retakan yang semakin besar dan membentuk notch, dan semakin dalam membantuk gua
pantai. Akibat diterjang geombang terus – menerus, atap gua runtuh dan
membentuk cliff dan wave cut platform.
Ø
Erosi
Angin (Korosi dan Deflasi)
Pengikisan
batuan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun. Terdapat dua macam erosi
angin, yaitu korosi dan deflasi. Deflasi adalah suatu proses pengangkatan
material dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya didaerah gurun pasir, angin
yang bertiup sekaligus akan memindahkan material – material pasir ke tempat
lain. Bentang alam yang dihasilkan dari deflasi biasanya bukit pasir atau gumuk
yang disebut dengan sand dunes.
Korosi
adalah suatu proses benturan atau gesekan terhadap suatu batuan yang dilalui
angin yang membawa suatu material (pasir). Misalnya angin yang membawa banyak
material pasir menabrak sebuah batu. Bantang alam yang dihasilkan antara lain
batu jamur atau batu cendawan (mushroom rock). Pada umumnya deflasi dan korosi
hanya terjadi jika tersedia banyak pasir, adanya periode kering, dan ada tiupan
angin.
Ø
Erosi
Es Atau Erosi Gletser (Eksarasi)
Erosi
es merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan lapisan es atau karena
mencairnya es menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah
dan ketika tenaga pengangkut melemah, material – material akan teredapkan dan
membentuk endapan es. Material yang terendapkan oleh erosi es disebut morena.
Contoh hasil erosi es adalah Pantai Fyord di Skandivania.
Ø
Erosi
Oleh Makhluk Hidup (Organisme)
Organisme
sebagai tenaga penggerak erosi. yaitu binatang atau manusia. Erosi oleh
organisme ini berupa liang-liang galian binatang (burrows), atau lubang galian
pertambangan oleh manusia. Hasil endapan dari erosi organisme di antaranya
berupa karang koral (coral reef) dan sarang binatang (ant hill).
Dampak Erosi
a.
Degradasi
laha adalah menipisnya lapisan permukaan
tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan.
b.
Infiltrasi
adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air.
c.
Sedimentasi
adalah Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan
yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai . Akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur
pelayaran.
Erosi
dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk
ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah
melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah,
semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara
serentak.
Banyaknya
erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan
intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim,
kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe
batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis
termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata
guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan
vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi,
lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang
tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang
curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan
pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan
erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air
bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit,
sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung
cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam
atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor
yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada
hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan
lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak
tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus
dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang
disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah
dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan,
derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang
parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga
hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika
lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap
erosi meningkat tinggi. jalan, secara
khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain
menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola
drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan
yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air
secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang
besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.
Cara Pencegahannya
Pada
umumnya erosi berpengarruh buruk terhadap tanah pertanian. Erosi dapat
dikurangi atau dicegah dengan cara – cara sebagai berikut :
a.
Pengolahan
tanah, areal tanah yang diolah dengan penanaman tanaman, penataan tanaman yang
teratur akan mengurangi tingkat erosi
b.
Pemasangan
tembok batu rangka besi, dengan membuat tembok batu menggunakan rangka besi,
erosi di tepi sungai dapat dikurangi.
c.
Reboisasi,
menanami kembali daerah – daerah hutan yang gundul.
d.
Membuat
tersering atau teras bertingkat – tingkat di lereng gunung atau tanah yang
miring.
e.
Menjalankan
Tumpang sari, menanam tanaman yang secara selang seling dengan waktu panen yang
berbeda.
f.
Mengadakan
counter plowing, yaitu pembajakan yang searah dengan kontur.
g.
Pembuatan
pemecah angin dan gelombang, misal dengan menanam pohon.
h.
Menanami
hutan bakau di tepi pantai.
i.
Membangun
bangunan – bangunan pemecah ombak pada pantai – pantai yang bertebing curam.